Koperasi Batu Layang Tumbuh Pesat Sejak Awal Berdiri
Koperasi Kelurahan Merah Putih (KDKMP) Batu Layang, Kota Pontianak, menunjukkan perkembangan yang cukup pesat sejak resmi berdiri pada akhir November 2025. Dalam waktu relatif singkat, koperasi ini telah berhasil merekrut sekitar 70 anggota yang berasal dari lingkungan setempat. Capaian tersebut mencerminkan tingginya antusiasme warga terhadap kehadiran koperasi sebagai wadah ekonomi bersama.
Sejak awal berdiri, pengurus KDKMP Batu Layang secara konsisten menggelar rapat rutin. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat tata kelola organisasi sekaligus memastikan setiap keputusan diambil secara kolektif dan transparan. Bagi pengurus, konsolidasi internal menjadi fondasi penting sebelum koperasi berkembang lebih luas.
Bergerak Mandiri di Tengah Keterbatasan Modal
Di tengah belum cairnya dukungan dana dari pemerintah, KDKMP Batu Layang memilih untuk bergerak secara mandiri. Koperasi ini mengandalkan semangat kebersamaan anggota melalui mekanisme simpanan pokok dan simpanan wajib. Pendekatan tersebut dinilai sejalan dengan prinsip dasar koperasi yang menempatkan anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna layanan.
Bendahara KDKMP Batu Layang, Didi Wahyudi, menjelaskan bahwa simpanan wajib ditetapkan sebesar Rp25 ribu, sementara simpanan pokok sebesar Rp50 ribu. Skema ini dirancang agar terjangkau bagi warga, sekaligus menjadi modal awal koperasi untuk menjalankan kegiatan usaha.
Kerja Sama dengan BUMN Jadi Daya Tarik
Salah satu langkah strategis yang dilakukan KDKMP Batu Layang adalah menjalin kerja sama dengan berbagai badan usaha milik negara. Hingga kini, koperasi tersebut telah bekerja sama dengan tujuh BUMN, termasuk Bulog, Patra Niaga, Kantor Pos, serta sejumlah BUMN lainnya.
Kerja sama ini memungkinkan koperasi menjalankan usaha yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Salah satu contohnya adalah pembelian dan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bekerja sama dengan Bulog. Melalui skema tersebut, koperasi memperoleh pasokan beras dengan harga yang lebih terjangkau.
Harga Khusus Anggota Dorong Minat Bergabung
Menurut Didi Wahyudi, koperasi mendapatkan pasokan awal beras SPHP sebanyak dua ton. Beras tersebut dijual kepada masyarakat umum dengan harga Rp63 ribu per kemasan. Namun, bagi anggota koperasi, harga yang diberikan lebih murah, yakni Rp61 ribu.
Perbedaan harga ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi warga untuk bergabung menjadi anggota. Skema tersebut juga mencerminkan prinsip koperasi yang memberikan manfaat lebih besar kepada anggotanya. Dengan cara ini, koperasi tidak hanya berfungsi sebagai pelaku usaha, tetapi juga sebagai instrumen perlindungan ekonomi bagi warga.
Target Keanggotaan Terus Diperluas
Pengurus KDKMP Batu Layang menargetkan jumlah anggota terus bertambah. Bagi pengurus, keanggotaan merupakan inti dari keberadaan koperasi. Semakin banyak anggota yang bergabung, semakin kuat pula basis modal dan aktivitas ekonomi yang dapat dijalankan.
Prioritas keanggotaan diberikan kepada warga setempat agar manfaat koperasi benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat Kelurahan Batu Layang. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat solidaritas sosial sekaligus membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Dukungan Akademisi terhadap KDKMP
Keberadaan KDKMP Batu Layang juga mendapat perhatian dari kalangan akademisi. Akademisi Universitas Muhammadiyah Pontianak, Edi Supriyanto, menilai koperasi ini memiliki potensi besar untuk mendorong penguatan ekonomi masyarakat di tingkat kelurahan.
Edi yang juga merupakan pengajar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Kementerian Koperasi RI menyebut bahwa koperasi merupakan model bisnis yang paling sesuai dengan karakter ekonomi Indonesia. Sejak awal, koperasi dirancang sebagai soko guru perekonomian nasional yang mengedepankan asas kebersamaan dan gotong royong.
Sejalan dengan Program Astacita
Edi berharap keberadaan KDKMP Batu Layang mampu mewujudkan salah satu tujuan utama program Astacita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkuat ekonomi rakyat. Melalui koperasi, masyarakat desa dan kelurahan diharapkan dapat memperoleh akses ekonomi yang lebih adil dan inklusif.
Menurutnya, koperasi bukan hanya soal kegiatan simpan pinjam atau perdagangan, tetapi juga sarana pemberdayaan masyarakat. Dengan koperasi yang dikelola secara baik, warga dapat meningkatkan daya tawar dan ketahanan ekonomi mereka.
Tantangan Digitalisasi Koperasi
Di tengah perkembangan zaman, koperasi juga dihadapkan pada tantangan digitalisasi. Edi mengakui bahwa perubahan teknologi menuntut koperasi untuk beradaptasi agar tidak tertinggal. Namun, ia optimistis KDKMP Batu Layang mampu menjawab tantangan tersebut.
Saat ini, Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih telah didukung dengan aplikasi Simkotes. Aplikasi ini dirancang untuk membantu pengurus dalam pengelolaan administrasi dan keuangan koperasi secara digital. Dengan dukungan teknologi, tata kelola koperasi diharapkan menjadi lebih efisien dan transparan.
Menuju Model Ekonomi Modern Berbasis Digital
Edi menilai digitalisasi justru membuka peluang besar bagi koperasi untuk masuk ke dalam model ekonomi modern. Dengan sistem yang lebih tertata dan berbasis teknologi, koperasi dapat memperluas jangkauan layanan serta meningkatkan kepercayaan anggota.
KDKMP Batu Layang dinilai memiliki modal sosial yang kuat untuk berkembang ke arah tersebut. Dukungan anggota, kerja sama dengan BUMN, serta pendampingan dari akademisi menjadi faktor penting dalam proses transformasi koperasi.
Harapan bagi Kesejahteraan Warga
Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, KDKMP Batu Layang diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi warga Kelurahan Batu Layang. Kehadiran koperasi ini bukan hanya menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga membuka ruang partisipasi ekonomi bagi masyarakat.
Pengurus dan pendukung koperasi optimistis bahwa dengan pengelolaan yang konsisten dan adaptif, KDKMP Batu Layang dapat tumbuh menjadi koperasi yang mandiri dan berkelanjutan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi koperasi kelurahan lain dalam memperkuat ekonomi berbasis komunitas.
Baca Juga : BMKG Waspadai Banjir dan Longsor di Kalbar Akibat Cuaca Ekstrem
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : bengkelpintar

