Potensi Banjir Pesisir Kembali Mengancam Kalbar

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kembali mengingatkan masyarakat Kalimantan Barat untuk mewaspadai potensi banjir pesisir dan bencana hidrometeorologi lainnya. Ancaman tersebut diperkirakan meningkat seiring dengan kombinasi pasang laut maksimum dan intensitas hujan yang cenderung tinggi di sejumlah wilayah.

Wilayah pesisir Kalimantan Barat, khususnya kawasan Kota Pontianak dan sepanjang Sungai Kapuas, masuk dalam area yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Fenomena pasang surut air laut berpotensi memicu genangan di wilayah rendah, terutama jika terjadi bersamaan dengan hujan lebat.

Pasang Laut Tinggi Berpotensi Picu Rob

BMKG memantau adanya potensi pasang laut maksimum di beberapa wilayah pesisir Kalimantan Barat. Berdasarkan prakiraan pasang surut, ketinggian muka air laut di Kota Pontianak berpotensi mencapai sekitar 1,8 meter pada periode tertentu, sementara di wilayah Kendawangan dapat mencapai sekitar 1,9 meter.

Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya banjir rob, terutama di kawasan pesisir dan daerah yang bermuara langsung ke sungai besar. Air laut yang meluap berpotensi menghambat aliran sungai, sehingga memperparah genangan di daratan.

Pengaruh Fase Bulan Baru

BMKG menjelaskan bahwa fase bulan baru berkontribusi terhadap peningkatan ketinggian air laut maksimum. Fenomena astronomis ini dapat memperkuat gaya tarik gravitasi sehingga pasang laut menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Ketika pasang maksimum terjadi bersamaan dengan curah hujan tinggi, potensi banjir pesisir menjadi lebih besar. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di daerah rawan rob diminta meningkatkan kewaspadaan.

Hujan Lebat Berpotensi Terjadi Sepanjang Hari

Selain ancaman pasang laut, kondisi cuaca di Kalimantan Barat secara umum diprakirakan didominasi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Hujan diperkirakan dapat terjadi sejak pagi, berlanjut hingga siang dan malam hari di berbagai wilayah.

BMKG mengingatkan bahwa hujan lebat berpotensi disertai kilat, petir, serta angin kencang berdurasi singkat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan aktivitas masyarakat serta memicu bencana turunan seperti pohon tumbang dan genangan.

Waspadai Dampak Hidrometeorologi

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Iskandar, menekankan bahwa dampak dari hujan lebat tidak hanya terbatas pada genangan. Di wilayah dengan kontur perbukitan atau daerah aliran sungai, hujan intens berpotensi memicu tanah longsor dan banjir bandang.

Wilayah yang selama ini dikenal rawan bencana diimbau untuk lebih waspada. Masyarakat diharapkan tidak mengabaikan tanda-tanda awal seperti meningkatnya debit air sungai atau retakan tanah di sekitar permukiman.

Pola Angin Dorong Pembentukan Awan Hujan

Berdasarkan prakiraan angin di lapisan 3.000 kaki, wilayah Kalimantan Barat dipengaruhi angin yang bertiup dari arah Barat hingga Timur Laut dengan kecepatan sedang hingga cukup kencang. Pola angin tersebut membentuk belokan angin yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Kondisi atmosfer ini mendukung terjadinya hujan dengan intensitas bervariasi. BMKG menilai dinamika angin menjadi salah satu faktor utama yang memperkuat potensi cuaca ekstrem di wilayah Kalbar.

Imbauan Kesiapsiagaan bagi Masyarakat

BMKG mengimbau masyarakat yang wilayahnya telah memasuki musim hujan agar meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah sederhana seperti membersihkan saluran air, memastikan drainase tidak tersumbat, serta mengamankan barang-barang penting dinilai penting untuk mengurangi risiko banjir.

Masyarakat juga disarankan menghindari aktivitas di luar ruangan saat hujan lebat disertai petir. Selain itu, menjaga kondisi kesehatan menjadi hal penting mengingat cuaca lembap dapat meningkatkan risiko penyakit.

Daerah Rawan Banjir Masuk Status Waspada

Dalam peringatan dini yang dirilis BMKG, Kalimantan Barat masuk dalam klasifikasi waspada terhadap potensi banjir. Beberapa wilayah bahkan diprediksi memiliki potensi banjir kategori tinggi, terutama di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Landak.

Wilayah Ketapang yang perlu diwaspadai meliputi Kecamatan Delta Pawan, Matan Hilir Selatan, Muara Pawan, dan Sungai Melayu Rayak. Sementara di Kabupaten Landak, Kecamatan Air Besar menjadi salah satu area yang mendapat perhatian khusus. Di Kabupaten Sanggau, potensi banjir diperkirakan terjadi di Kecamatan Entikong dan Meliau.

Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat

BMKG menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menyebarluaskan informasi cuaca dan potensi bencana kepada masyarakat. Koordinasi lintas sektor dinilai krusial agar langkah mitigasi dapat dilakukan secara cepat dan efektif.

Di sisi lain, masyarakat juga diharapkan berperan aktif dengan mengikuti informasi resmi dari BMKG serta arahan dari pemerintah setempat. Kesiapsiagaan bersama menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana.

Cuaca Ekstrem Jadi Perhatian Nasional

Belum lama ini, BMKG juga memaparkan kondisi cuaca dan potensi risiko hidrometeorologi dalam rapat koordinasi tingkat menteri terkait persiapan libur Natal dan Tahun Baru. Dalam forum tersebut, BMKG menegaskan bahwa dinamika atmosfer saat ini berpotensi memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Barat.

Pemaparan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya pada periode mobilitas masyarakat yang tinggi.

Pentingnya Mengikuti Informasi Resmi

BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh informasi yang tidak bersumber dari kanal resmi. Pembaruan cuaca dan peringatan dini terus disampaikan melalui situs web dan media sosial resmi BMKG.

Dengan memantau informasi terkini, masyarakat diharapkan dapat mengambil langkah antisipatif lebih awal. Kewaspadaan yang tepat waktu diyakini mampu mengurangi risiko kerugian akibat banjir, longsor, maupun dampak cuaca ekstrem lainnya di Kalimantan Barat.

Baca Juga : Digitalisasi Pajak Daerah Jadi Strategi Baru Pemkot Pontianak Perkuat Pendapatan Asli Daerah

Jangan Lewatkan Info Penting Dari : musicpromote