pontianaknews.web.id Lidah buaya telah lama menjadi salah satu komoditas unggulan Kota Pontianak. Tanaman ini tidak hanya dikenal sebagai bahan kecantikan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi dan manfaat kesehatan yang luas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, geliat pertanian lidah buaya sempat mengalami penurunan. Tantangan berupa perubahan pola konsumsi, keterbatasan pemasaran, dan berkurangnya lahan produktif membuat komoditas ini tidak lagi mendominasi seperti sebelumnya.

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota Pontianak mulai mengambil langkah serius untuk menghidupkan kembali kejayaan lidah buaya. Upaya tersebut diwujudkan melalui sebuah program dengan nama yang unik dan mudah diingat: Cinta Lidah Buaya Bersemi Kembali (CLBK). Program ini dicanangkan sebagai strategi membangkitkan kembali antusiasme petani, pelaku UMKM, hingga masyarakat luas terhadap komoditas lidah buaya.

CLBK bukan sekadar jargon. Ia menjadi simbol gerakan yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kembali mencintai dan mengembangkan lidah buaya sebagai bagian dari identitas ekonomi kota. Melalui program ini, Pemkot Pontianak ingin menghadirkan kembali masa di mana hamparan lidah buaya menjadi pemandangan khas di berbagai sudut kota.

UPT Agrobisnis sebagai Pusat Pengembangan Komoditas

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Agrobisnis Pontianak memiliki peran penting dalam merealisasikan program CLBK. Tempat ini menjadi pusat edukasi, pembinaan, hingga produksi benih lidah buaya. Hamparan pertanian lidah buaya yang dikelola UPT menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan pertanian modern dapat dilakukan dengan lebih terstruktur.

UPT Agrobisnis menghadirkan area demonstrasi yang memungkinkan petani, pelajar, mahasiswa, hingga pelaku usaha untuk belajar teknik budidaya lidah buaya yang baik. Mulai dari pemilihan bibit unggul, pengolahan lahan, teknik penanaman, pemupukan, hingga proses panen. Semua disiapkan agar petani dapat meningkatkan produktivitas di lahan mereka sendiri.

Melalui kegiatan pelatihan, UPT membantu petani baru memahami faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman lidah buaya. Pendekatan ini penting karena banyak petani yang sebelumnya beralih profesi akibat tantangan pemasaran. Dengan pengetahuan baru, mereka dapat kembali optimis menanam komoditas ini.

Program CLBK Sebagai Penggerak Ekonomi Baru

Kehadiran program CLBK tidak hanya bertujuan menghidupkan kembali pertanian. Lebih dari itu, program ini diharapkan menjadi penggerak ekonomi baru bagi masyarakat Pontianak. Lidah buaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk turunan. Mulai dari minuman segar, produk kecantikan, makanan olahan, hingga bahan baku industri herbal.

Pemkot Pontianak melihat peluang ini sebagai potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru. Dengan ketersediaan bahan baku yang lebih mudah, UMKM dapat menghasilkan produk bernilai tinggi. Bahkan, produk-produk tersebut berpeluang menembus pasar nasional hingga internasional. Program CLBK menjadi fondasi bagi lahirnya ekosistem usaha lidah buaya yang lebih kuat.

Selain itu, program ini membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta. Hotel, restoran, dan pusat oleh-oleh dapat memanfaatkan produk olahan lidah buaya sebagai menu atau suvenir khas Pontianak. Daya tarik wisata kuliner pun dapat meningkat.

Identitas Kota yang Ingin Diperkuat Kembali

Pontianak dikenal luas sebagai kota penghasil lidah buaya berkualitas. Tanaman ini tumbuh subur berkat kondisi tanah dan iklim yang mendukung. Namun, identitas ini sempat memudar karena produksi tidak lagi sebesar sebelumnya. Melalui program CLBK, Pemkot berupaya mengembalikan kebanggaan tersebut.

Hamparan lidah buaya yang mulai tertata kembali di lahan UPT Agrobisnis menjadi simbol kebangkitan itu. Banyak warga yang kembali mengingat masa ketika tanaman lidah buaya mudah ditemui di perkotaan. Dengan meningkatnya luas lahan produktif, harapannya Pontianak kembali dikenal sebagai sentra lidah buaya nasional.

Selain identitas, keberadaan kebun lidah buaya yang terawat dapat menjadi daya tarik wisata edukasi. Banyak sekolah dan komunitas tertarik untuk belajar langsung tentang tanaman ini. Wisatawan pun memiliki aktivitas menarik yang dapat menambah nilai kunjungan mereka ke Pontianak.

Pemberdayaan Petani dan Masyarakat Lokal

Program CLBK juga berfokus pada pemberdayaan petani lokal. Banyak petani yang sebelumnya ragu untuk menanam kembali lidah buaya karena khawatir tidak ada pasarnya. Melalui pendampingan, pemerintah memberikan jaminan bahwa lidah buaya akan kembali menjadi komoditas unggulan.

UPT Agrobisnis memberikan bantuan berupa bibit unggul, pendampingan teknis, hingga akses terhadap pasar. Para petani didorong untuk membentuk kelompok agar kerja sama lebih mudah dilakukan. Dengan cara ini, produksi dapat dilakukan dalam skala lebih besar sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi secara konsisten.

Selain itu, masyarakat umum juga diajak berpartisipasi dengan menanam lidah buaya di pekarangan rumah. Program ini tidak hanya memperluas lahan tanam, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap gerakan CLBK.

Menuju Masa Depan Pertanian Kota yang Berkelanjutan

Kebangkitan pertanian lidah buaya menjadi langkah penting menuju pertanian kota yang berkelanjutan. Tanaman ini mudah dirawat, tidak membutuhkan air berlebih, serta memiliki nilai ekonomi tinggi. Kombinasi tersebut membuatnya ideal sebagai komoditas utama bagi pertanian perkotaan.

Melalui CLBK, Pontianak berupaya menciptakan sistem pertanian yang adaptif dan modern. Dengan memanfaatkan teknologi, edukasi, dan pelibatan masyarakat, kota ini bergerak menuju masa depan yang lebih hijau dan produktif. Jika program ini terus berjalan konsisten, lidah buaya dapat kembali menjadi komoditas kebanggaan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Cek Juga Artikel Dari Platform updatecepat.web.id