pontianaknews.web.id Pemerintah Kota Pontianak kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor keagamaan dengan menyalurkan bantuan biaya operasional bagi 1.400 guru ngaji. Kegiatan ini digelar di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak dan dihadiri langsung oleh para penerima bantuan dari berbagai wilayah di kota tersebut.
Program ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam memperkuat pendidikan nonformal, khususnya di bidang keagamaan. Melalui kebijakan ini, Pemkot ingin memberikan apresiasi kepada para pendidik yang selama ini berperan penting dalam membina akhlak dan karakter generasi muda.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengatakan bahwa guru ngaji merupakan pilar penting dalam membentuk masyarakat yang berilmu, beretika, dan beriman. “Guru ngaji memiliki kontribusi besar dalam menjaga nilai moral dan spiritual anak-anak. Dukungan ini adalah bentuk rasa terima kasih kami atas dedikasi mereka,” ujarnya.
Bantuan Disalurkan Secara Bertahap
Dalam kegiatan tersebut, setiap guru ngaji menerima bantuan sebesar Rp1.800.000 per orang. Penyaluran dilakukan dalam dua tahap agar pengelolaannya lebih terstruktur dan tepat sasaran.
Dana tersebut diberikan sebagai biaya operasional yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, seperti pembelian alat tulis, perawatan fasilitas tempat mengaji, hingga kebutuhan logistik kegiatan keagamaan.
Pemerintah berharap bantuan ini tidak hanya menjadi bentuk penghargaan, tetapi juga membantu meningkatkan kenyamanan proses belajar di berbagai TPA, madrasah, dan rumah mengaji di Kota Pontianak.
“Selain bantuan dana, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan fasilitas pendidikan agama melalui pelatihan dan kegiatan pemberdayaan guru ngaji,” tambah Edi.
Dukungan untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Keagamaan
Edi menegaskan bahwa program ini tidak berdiri sendiri. Pemerintah terus memperluas dukungan terhadap pendidikan agama nonformal, termasuk pelatihan peningkatan kompetensi guru ngaji dan digitalisasi metode pembelajaran Al-Qur’an.
Menurutnya, di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, guru ngaji juga perlu beradaptasi agar kegiatan belajar tetap menarik dan relevan. Pemerintah pun berencana menyusun kurikulum tambahan yang menekankan pada nilai-nilai moral, kebangsaan, dan toleransi antarumat beragama.
“Pendidikan agama yang kuat tidak hanya membuat anak-anak bisa membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami maknanya dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Program ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Pontianak sebagai kota yang religius, modern, dan berbudaya.
Testimoni Guru Ngaji: Bantuan yang Menguatkan Semangat
Para penerima bantuan menyambut program ini dengan penuh rasa syukur. Salah satu guru ngaji, Senangsidir, mengaku sangat terbantu oleh perhatian pemerintah.
“Saya merasa bahagia dan bersyukur dengan adanya bantuan ini. Uang yang diberikan bukan hanya membantu saya secara pribadi, tapi juga akan saya gunakan untuk membantu keluarga dan santri di sekitar rumah,” tuturnya haru.
Menurutnya, perhatian dari pemerintah menjadi dorongan besar bagi para guru ngaji untuk terus berjuang dalam mencerdaskan anak-anak melalui pendidikan agama.
“Kadang kami mengajar tanpa imbalan, hanya karena niat ibadah. Jadi ketika pemerintah memberikan perhatian seperti ini, kami merasa dihargai dan semakin semangat,” tambahnya.
Membangun Karakter Anak Sejak Dini
Selain memberikan dukungan finansial, Pemkot Pontianak juga mendorong program pembinaan karakter anak melalui pendidikan agama. Pemerintah menilai bahwa peran guru ngaji sangat penting dalam menanamkan nilai moral, disiplin, dan tanggung jawab sejak dini.
Anak-anak yang terbiasa belajar di tempat mengaji dinilai lebih memiliki empati sosial dan perilaku yang santun. Oleh karena itu, program bantuan ini diharapkan menjadi pondasi bagi pembangunan karakter generasi muda yang kuat dan berakhlak mulia.
Edi menyebut, perhatian terhadap guru ngaji adalah investasi jangka panjang bagi pembentukan masyarakat yang berdaya saing tinggi namun tetap berpijak pada nilai spiritual. “Kita ingin anak-anak Pontianak tumbuh menjadi generasi cerdas, religius, dan memiliki etika sosial yang baik,” tegasnya.
Perluasan Program di Tahun Mendatang
Melihat antusiasme tinggi dari para guru ngaji, Pemkot Pontianak berencana memperluas cakupan program pada tahun mendatang. Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan penambahan jumlah penerima bantuan dan peningkatan nominal sesuai dengan kemampuan anggaran daerah.
Selain itu, akan ada kolaborasi dengan Kementerian Agama dan lembaga zakat daerah untuk memperkuat pendanaan dan memperluas manfaat program. Pemerintah juga membuka peluang bagi sektor swasta dan komunitas keagamaan untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung kesejahteraan guru ngaji.
Rencana lainnya termasuk pembentukan Forum Guru Ngaji Kota Pontianak, yang berfungsi sebagai wadah komunikasi, pelatihan, dan pertukaran informasi antar pengajar agama. Dengan forum ini, para guru dapat saling berbagi pengalaman, menyusun kurikulum bersama, serta memperkuat solidaritas antar lembaga pendidikan nonformal.
Wujud Penghargaan bagi Pendidik yang Ikhlas
Program bantuan untuk guru ngaji bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang penghargaan atas dedikasi mereka. Pemerintah Kota Pontianak ingin memastikan bahwa setiap guru ngaji yang mengabdikan diri untuk membina generasi muda mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak.
Melalui program ini, pemerintah berharap semangat keagamaan masyarakat terus tumbuh, dan hubungan antara pemerintah serta lembaga pendidikan agama semakin erat.
“Guru ngaji adalah ujung tombak pembangunan moral bangsa. Kita harus terus mendukung mereka agar dapat terus menebar ilmu dan kebaikan di masyarakat,” tutup Edi.
Kesimpulan
Langkah Pemkot Pontianak dalam menyalurkan bantuan kepada 1.400 guru ngaji menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk memperkuat pendidikan agama dan karakter masyarakat. Program ini tidak hanya membantu secara finansial, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara pemerintah dan masyarakat.
Dengan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan guru ngaji di Pontianak semakin sejahtera dan semangat dalam menjalankan tugas mulia mereka: membentuk generasi muda yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
