pontianaknews.web.id Badan Musyawarah Kebudayaan Kalimantan Barat bersiap menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sua Budaya 2025 di Kota Pontianak. Agenda ini dirancang sebagai sarasehan sekaligus pertunjukan budaya yang mempertemukan berbagai unsur pelaku kebudayaan dari seluruh wilayah Kalimantan Barat.

Sua Budaya dihadirkan sebagai ruang perjumpaan yang terbuka dan inklusif. Forum ini mengundang seniman, budayawan, komunitas adat, akademisi, pemerintah, hingga masyarakat umum untuk duduk bersama membicarakan isu-isu kebudayaan yang berkembang saat ini. Melalui pendekatan dialogis, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat jejaring dan pemahaman lintas komunitas.

Pontianak dipilih sebagai lokasi pelaksanaan karena posisinya yang strategis sebagai pusat pertemuan budaya di Kalimantan Barat. Kota ini dinilai mampu merepresentasikan keragaman latar belakang budaya yang ada di provinsi tersebut.


Platform Dialog Partisipatif Pelaku Budaya

Sekretaris Jenderal Bamusbud Kalbar, Hatta Budi Kurniawan, menjelaskan bahwa Sua Budaya dirancang sebagai platform dialog partisipatif. Forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi satu arah, tetapi mendorong partisipasi aktif seluruh peserta.

Dalam forum ini, para pelaku budaya dapat menyampaikan pandangan, pengalaman, dan tantangan yang dihadapi di lapangan. Dialog dilakukan secara terbuka agar setiap pihak memiliki kesempatan yang sama untuk bersuara.

Pendekatan partisipatif ini dianggap penting untuk menciptakan rasa memiliki bersama terhadap agenda kebudayaan. Dengan saling mendengar dan berdiskusi, diharapkan lahir pemahaman yang lebih utuh mengenai kondisi kebudayaan daerah.


Menguatkan Jejaring dan Ruang Ekspresi

Salah satu tujuan utama Sua Budaya 2025 adalah memperkuat jejaring antar pelaku budaya. Selama ini, banyak komunitas budaya bergerak secara mandiri dengan ruang interaksi yang terbatas. Melalui forum ini, Bamusbud ingin mempertemukan berbagai inisiatif tersebut dalam satu ruang bersama.

Selain dialog, Sua Budaya juga menghadirkan pertunjukan dan ekspresi seni. Ruang ekspresi ini menjadi sarana bagi seniman untuk menampilkan karya dan identitas budaya mereka. Dengan demikian, forum ini tidak hanya bersifat konseptual, tetapi juga merayakan praktik budaya secara nyata.

Ruang ekspresi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat berkesenian dan memperluas apresiasi masyarakat terhadap keragaman budaya Kalimantan Barat.


Tema Integrasi Ekosistem Kebudayaan

Pada penyelenggaraan perdananya, Sua Budaya 2025 mengusung tema “Integrasi Ekosistem Kebudayaan Kalbar dalam Peningkatan IPM dan IPK.” Tema ini dipilih untuk menekankan peran strategis kebudayaan dalam pembangunan manusia.

Bamusbud menilai bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ekosistem budaya yang sehat diyakini mampu mendorong peningkatan indeks pembangunan manusia dan indeks pembangunan kebudayaan.

Melalui tema ini, forum akan membahas bagaimana kebudayaan dapat berkontribusi dalam pendidikan, ekonomi kreatif, dan penguatan identitas lokal. Diskusi diharapkan menghasilkan gagasan konkret yang dapat diterapkan di tingkat komunitas.


Pemetaan Tantangan dan Isu Strategis Budaya

Sua Budaya 2025 juga bertujuan memetakan berbagai tantangan yang dihadapi pelaku budaya di Kalimantan Barat. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan ruang ekspresi, minimnya dukungan pendanaan, hingga kurangnya regenerasi pelaku budaya.

Forum ini akan menjadi ruang untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang perlu mendapat perhatian bersama. Dengan pemetaan yang jelas, langkah pengembangan kebudayaan dapat dilakukan secara lebih terarah.

Bamusbud berharap hasil pemetaan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi berbagai pihak. Pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas diharapkan dapat menggunakan hasil diskusi sebagai dasar perencanaan kebijakan dan program budaya.


Mendorong Kolaborasi Lintas Sektor

Kolaborasi lintas sektor menjadi salah satu fokus utama dalam Sua Budaya 2025. Bamusbud mendorong keterlibatan berbagai pihak agar pengembangan kebudayaan tidak berjalan sendiri-sendiri. Sinergi antara komunitas, pemerintah, dan dunia pendidikan dinilai sangat penting.

Melalui forum ini, peluang kolaborasi akan dibuka secara luas. Peserta diharapkan dapat membangun kerja sama yang berkelanjutan setelah kegiatan selesai. Kolaborasi tersebut dapat berupa program bersama, riset kebudayaan, atau pengembangan ruang kreatif.

Pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem budaya dari tingkat tapak. Dengan dukungan berbagai pihak, pengembangan budaya dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.


Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Daerah

Sua Budaya 2025 menegaskan posisi kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan daerah. Kebudayaan tidak hanya dipahami sebagai warisan masa lalu, tetapi juga sebagai sumber daya untuk masa depan.

Melalui diskusi dan pertukaran gagasan, forum ini ingin menunjukkan bahwa kebudayaan memiliki peran strategis dalam memperkuat identitas daerah. Identitas yang kuat diyakini dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dan daya saing daerah.

Bamusbud berharap forum ini dapat memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan mengembangkan kebudayaan secara berkelanjutan.


Harapan terhadap Keberlanjutan Sua Budaya

Penyelenggaraan Sua Budaya 2025 diharapkan menjadi awal dari forum kebudayaan yang berkelanjutan. Bamusbud menargetkan kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

Dengan keberlanjutan forum, jejaring pelaku budaya dapat semakin kuat. Ruang dialog yang konsisten akan memudahkan koordinasi dan kolaborasi jangka panjang.

Bamusbud optimistis bahwa Sua Budaya dapat menjadi model forum kebudayaan yang inklusif dan relevan. Melalui semangat kebersamaan, Sua Budaya diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi penguatan ekosistem budaya Kalimantan Barat.

Cek Juga Artikel Dari Platform musicpromote.online