pontianaknews.web.id Suasana duka menyelimuti warga Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun, berinisial MK, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di parit tepat di depan rumah kontrakannya. Tragedi ini mengguncang warga sekitar yang tak menyangka permainan sore sederhana bisa berakhir dengan kehilangan nyawa seorang anak kecil.

Kronologi Kejadian yang Menggetarkan Hati

Sore itu, MK tengah bermain di depan rumah bersama beberapa teman sebaya. Sang ibu duduk di teras sambil mengasuh bayi berusia lima bulan. Seperti kebanyakan orang tua lainnya, ia membagi perhatian antara dua anak yang masih kecil. Saat bayi mulai rewel, sang ibu masuk ke dalam rumah untuk menidurkannya sebentar.

Beberapa menit kemudian, suasana berubah. Ketika ia kembali ke teras, MK sudah tidak terlihat di halaman. Awalnya, sang ibu mengira anaknya sedang bermain ke rumah tetangga. Ia memanggil nama MK berulang kali, namun tak ada jawaban. Panik mulai melanda. Ia berlari ke rumah sebelah, lalu ke ujung gang, tetapi hasilnya tetap nihil.

Teriakannya meminta tolong membuat warga segera berdatangan. Pencarian dilakukan ke seluruh penjuru desa, termasuk di sekitar parit besar yang membentang di depan deretan rumah. Saat itu air parit sedang tinggi karena pasang. Warga berinisiatif menyisir tepiannya dengan senter dan bambu panjang.

Penemuan yang Menggetarkan Emosi

Ketegangan mencapai puncaknya ketika salah satu warga menemukan bayangan kecil di dasar parit. Setelah ditelusuri, tubuh MK ditemukan mengambang sekitar 100 meter dari rumahnya. Tubuh mungil itu segera diangkat ke tepi oleh warga dan petugas yang datang membantu. Tangisan histeris pun pecah.

Evakuasi dilakukan dengan cepat. MK dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Namun, harapan itu pupus. Tim medis menyatakan bocah tersebut sudah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Suasana di ruang IGD mendadak sunyi, hanya tangis keluarga yang terdengar di antara pelukan duka warga.

Polisi Lakukan Penyelidikan

Kasubsi Penmas Polsek Sungai Kakap, AIPTU Ade, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian untuk memastikan penyebab pasti tenggelamnya korban.

“Dugaan sementara, korban terpeleset saat bermain di dekat parit. Namun kami tetap melakukan penyelidikan agar tidak ada unsur kelalaian atau hal lain yang terlewat,” ujar Ade.

Meski begitu, keluarga korban menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah. Mereka menolak dilakukan visum atau otopsi. Jenazah MK pun langsung diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

“Polisi turut berbelasungkawa. Kami berharap keluarga diberi ketabahan. Kejadian seperti ini menjadi pelajaran agar orang tua lebih berhati-hati ketika anak bermain di sekitar parit atau sungai,” tambahnya.

Suasana Haru di Pemakaman

Prosesi pemakaman MK berlangsung di Pemakaman Muslim Parit Timur, Sungai Rengas. Puluhan warga datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Beberapa tetangga yang sejak awal ikut mencari tak kuasa menahan air mata saat jenazah kecil itu diturunkan ke liang lahat.

Tangisan sang ibu menggema, disusul isak pelan para tetangga. Seorang warga bahkan terlihat menunduk lama sambil memegang batu nisan kecil yang baru ditancapkan. “Dia anak yang manis, suka menyapa kalau kami lewat,” ujar salah seorang warga dengan suara bergetar.

Pengingat Bagi Orang Tua

Peristiwa ini menyisakan pelajaran mendalam bagi banyak keluarga di desa tersebut. Banyak warga mulai membicarakan pentingnya pengawasan anak di lingkungan rumah, terutama di wilayah yang memiliki akses air terbuka seperti parit, sungai, atau kolam.

Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, insiden anak tenggelam di area permukiman masih sering terjadi di berbagai daerah Indonesia, terutama di kawasan dengan drainase besar. Sebagian besar korban adalah anak-anak usia di bawah lima tahun yang dibiarkan bermain tanpa pengawasan ketat.

Kepala Desa Sungai Rengas bahkan berencana memasang pagar pembatas di beberapa titik parit berisiko tinggi. “Kami akan usulkan pembuatan pagar atau jembatan kecil agar warga lebih aman. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” katanya.

Refleksi dan Harapan

Kematian MK bukan hanya duka keluarga, tetapi juga luka bagi seluruh warga yang mengenalnya. Banyak yang mengaku trauma melewati parit tempat bocah itu ditemukan. Di balik kesedihan itu, tumbuh kesadaran baru: bahwa keselamatan anak harus menjadi prioritas bersama.

Kisah MK mengingatkan bahwa bahaya bisa datang dalam hitungan detik. Sebuah momen kecil, ketika perhatian teralihkan, bisa mengubah segalanya. Bagi para orang tua, pengawasan bukan sekadar kewajiban, tetapi bentuk cinta yang melindungi.

Kini, di tepi parit tempat tragedi itu terjadi, warga menaruh bunga dan mainan kecil sebagai tanda duka. Bagi mereka, MK bukan hanya korban, tetapi juga pengingat — bahwa kehidupan bisa rapuh, dan perhatian sekecil apa pun dapat menyelamatkan nyawa.

Cek Juga Artikel Dari Platform cctvjalanan.web.id