pontianaknews.web.id Banjir rob kembali melanda Pontianak dan memaksa sejumlah warga meninggalkan rumah mereka. Wilayah Pontianak Barat menjadi salah satu titik terdampak paling serius. Air yang semula hanya menggenang halaman rumah, semakin meninggi hingga memasuki permukiman warga, menyebabkan situasi menjadi tidak aman untuk dihuni.
Rasa khawatir terlihat jelas di wajah para warga yang terdampak. Mereka harus menyelamatkan barang seadanya sebelum dievakuasi. Kejadian ini tidak hanya memutus kenyamanan ruang tinggal, tetapi juga mengancam keselamatan dan kesehatan penghuni rumah, terutama kelompok rentan.
Pemerintah Bergerak Cepat Bantu Warga
Pemerintah Kota Pontianak tidak tinggal diam melihat kondisi ini. Tim gabungan yang terdiri dari Pemerintah Kecamatan Pontianak Barat, PMI, serta Tagana langsung dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang membutuhkan bantuan segera.
Proses evakuasi dilakukan menggunakan kendaraan tanggap bencana dan bantuan manual oleh petugas. Setiap warga dipastikan bisa dievakuasi dalam keadaan aman. Khusus lansia dan warga yang sakit, tenaga medis ikut melakukan pendampingan selama pemindahan.
Sebanyak 21 warga berhasil dievakuasi dalam upaya awal dari lokasi terdampak menuju Aula Kantor Camat Pontianak Barat serta Masjid Al Amin yang difungsikan sebagai tempat pengungsian.
Kelompok Rentan Jadi Prioritas Penanganan
Mereka yang diprioritaskan dalam proses evakuasi adalah:
- Lansia yang kesulitan bergerak
- Anak-anak yang lebih rawan terpapar penyakit
- Warga dengan kondisi kesehatan lemah atau sedang sakit
Penanganan medis diberikan untuk memastikan kondisi tubuh mereka terpantau, terutama akibat suhu dingin dan potensi infeksi kulit akibat air banjir yang kotor.
Di tempat pengungsian, petugas menyiapkan kasur darurat, selimut, dan obat-obatan. Relawan PMI membantu pemeriksaan kesehatan rutin dan memberikan dukungan psikososial bagi keluarga yang terdampak.
Pengungsian Difungsikan sebagai Ruang Aman
Aula Kantor Camat Pontianak Barat dipenuhi tikar dan perlengkapan dasar yang disiapkan oleh pemerintah bersama lembaga kemanusiaan. Tempat ini menjadi lokasi paling aman selama air rob masih naik dan suasana di permukiman belum memungkinkan untuk ditinggali.
Bagi warga yang menempati Masjid Al Amin, pengungsian memberikan ketenangan tambahan berupa dukungan komunitas dan akses ibadah yang tetap bisa dilakukan. Suasana gotong-royong terasa kental, baik dari relawan maupun sesama warga yang saling membantu.
Anak-anak terlihat mulai bisa tersenyum kembali setelah diberikan ruang bermain dan pendampingan agar tidak mengalami trauma berlarut-larut.
Tantangan Penanganan Banjir Rob
Pontianak dikenal sebagai kota yang posisinya berada di tepi laut dan dataran rendah. Ketika air laut pasang tinggi, genangan dapat meluas dengan cepat. Perubahan iklim dan penurunan muka tanah membuat banjir rob kini semakin sering terjadi.
Selain faktor alam, saluran air yang tersumbat dan curah hujan tinggi memperburuk kondisi genangan. Warga di sepanjang pesisir Pontianak sudah semakin familiar dengan situasi ini, namun tetap membutuhkan dukungan mitigasi dan penanganan yang cepat dari pemerintah.
Kolaborasi Lintas Instansi Sangat Krusial
Penanganan bencana tidak bisa dilakukan satu lembaga saja. Koordinasi menjadi kunci agar evakuasi berjalan cepat tanpa menambah risiko keselamatan warga.
Sejumlah dukungan yang diberikan selama evakuasi meliputi:
- Transportasi evakuasi dari lokasi rawan
- Layanan kesehatan darurat di tempat pengungsian
- Distribusi logistik dasar seperti makanan dan air bersih
- Dukungan relawan dalam pendampingan psikologis
Tagana dan PMI memastikan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak tetap terpenuhi. Kehadiran mereka memberi rasa aman di tengah kondisi yang mengkhawatirkan.
Harapan Pemulihan dan Kesiapsiagaan Ke Depan
Warga terdampak berharap banjir segera surut agar mereka bisa kembali ke rumah masing-masing. Namun mereka juga menyadari bahwa bencana rob kemungkinan besar akan berulang. Karena itu, banyak berharap adanya perbaikan saluran air, peninggian tanggul, maupun solusi mitigasi jangka panjang dari pemerintah.
Meski mengalami kerugian materil, para warga mencoba tetap bersyukur karena evakuasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan korban jiwa. Solidaritas antarwarga dan keterlibatan relawan menjadi kekuatan moral utama dalam menghadapi bencana.
Penutup: Banjir Rob Ujian Kebersamaan Kota
Evakuasi yang dilakukan pemerintah bersama PMI dan Tagana menjadi bukti bahwa gotong royong masih menjadi nafas utama dalam menghadapi situasi darurat. Pontianak terus melatih kesiapsiagaan menghadapi banjir rob, sekaligus memperkuat sistem perlindungan bagi warga paling rentan.
Setiap upaya penyelamatan bukan hanya memindahkan warga dari bahaya, tetapi memastikan martabat mereka tetap terjaga. Selama bencana datang silih berganti, kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat akan menjadi benteng utama menghadapi tantangan lingkungan di masa mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform jelajahhijau.com
