pontianaknews.web.id Sejumlah pengendara motor dilaporkan tergelincir di area lampu lalu lintas dekat Taman Digulis Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak. Lokasi tersebut menjadi perhatian publik karena jalurnya dicat berwarna merah sebagai marka khusus sepeda motor. Namun, ketika hujan turun, area itu berubah menjadi sangat licin dan membahayakan.
Beberapa pengendara mengalami kecelakaan tunggal saat melintasi jalur tersebut. Umumnya, mereka kehilangan keseimbangan saat mengerem mendadak atau berbelok pelan di atas marka merah. Kondisi ini dianggap mengancam keselamatan pengguna jalan, terutama pada waktu hujan deras dan lalu lintas padat.
Kecelakaan Viral dan Keluhan Warga di Media Sosial
Kasus ini mencuat setelah beberapa warga mengunggah pengalaman mereka di media sosial. Akun @rubby.cahyadi menulis bahwa bagian jalan bercat merah di lampu lalu lintas menjadi zona paling licin saat hujan. Ia menyebut, walaupun kendaraan melaju pelan, risiko tergelincir tetap tinggi ketika pengendara mengerem mendadak.
Komentar tersebut disambut puluhan tanggapan senada dari pengguna lain. Banyak warga mengaku pernah hampir jatuh di lokasi yang sama, terutama di jalur pemberhentian khusus sepeda motor sebelum bundaran Taman Digulis.
Warga menilai penggunaan cat merah pada marka jalan tidak memperhitungkan kondisi cuaca tropis Pontianak yang sering hujan. Ketika basah, permukaannya menjadi sangat licin seperti kaca.
Marka Jalan Warna Merah Dinilai Tak Aman Saat Basah
Marka merah yang digunakan di titik itu sebenarnya bertujuan baik. Cat berwarna mencolok digunakan untuk menandai jalur khusus sepeda motor dan meningkatkan kesadaran pengendara agar berhenti di posisi aman. Namun, warga menganggap jenis cat yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi jalan di Pontianak.
Menurut warga, tekstur cat yang licin sangat berbeda dengan lapisan aspal biasa. Ketika basah, ban motor sulit mencengkeram permukaan jalan. Hal ini membuat pengendara rawan kehilangan kendali, bahkan ketika berkendara dengan kecepatan rendah.
Beberapa pengendara menyarankan agar pemerintah kota mengganti cat tersebut dengan bahan antiselip. Material seperti thermoplastic bertekstur kasar atau epoxy grip paint dianggap lebih aman karena tetap memiliki daya gesek tinggi meski dalam kondisi hujan.
Respons dan Evaluasi dari Pemerintah Daerah
Menanggapi keluhan warga, Dinas Perhubungan Kota Pontianak menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap kondisi marka di sekitar Taman Digulis. Pemerintah berjanji meninjau ulang jenis material cat yang digunakan agar sesuai dengan standar keselamatan lalu lintas.
“Kami sudah menerima laporan warga. Tim akan turun langsung untuk memeriksa kondisi marka dan menentukan langkah yang paling tepat,” kata perwakilan Dishub setempat.
Selain itu, petugas juga akan meninjau apakah jalur khusus motor tersebut memerlukan perubahan desain. Tujuannya agar tidak terjadi genangan air di permukaan yang bisa memperburuk licinnya jalan.
Pengamat Transportasi Angkat Bicara
Pengamat transportasi dari Universitas Tanjungpura menilai bahwa persoalan marka berwarna ini perlu ditangani secara serius. Menurutnya, penggunaan cat dengan bahan dasar licin tanpa lapisan antiselip sangat berisiko, terutama di kota dengan curah hujan tinggi seperti Pontianak.
“Cat berwarna memang berguna secara visual, tapi harus disesuaikan dengan kondisi lokal. Jika permukaan terlalu licin, maka fungsi keselamatannya justru hilang,” ujarnya.
Ia menyarankan agar pemerintah kota menggandeng ahli keselamatan jalan dalam menentukan material marka. Selain itu, dilakukan uji coba di beberapa titik untuk memastikan keamanannya sebelum diterapkan secara luas.
Warga Minta Tindakan Cepat
Bagi warga, masalah ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Mereka berharap tindakan segera dari pemerintah karena jalur tersebut merupakan salah satu titik tersibuk di Pontianak. Banyak pengendara melintas setiap hari, termasuk pelajar dan pekerja.
“Kalau hujan turun, semua orang takut lewat jalur itu. Ada yang sengaja menghindar atau berjalan di sisi kiri. Tapi kadang tidak ada pilihan lain karena arus lalu lintas padat,” kata salah satu warga sekitar Taman Digulis.
Sebagian warga bahkan mengusulkan agar area cat merah sementara ditutup atau diberi tanda peringatan tambahan sampai ada solusi permanen.
Upaya Pencegahan dan Edukasi Pengendara
Selain perbaikan fisik jalan, pihak kepolisian juga mengimbau pengendara agar lebih berhati-hati saat melintasi marka berwarna. Pengendara disarankan menjaga kecepatan stabil dan tidak melakukan pengereman mendadak di atas area cat.
Beberapa anggota Satlantas juga sudah ditempatkan di persimpangan Taman Digulis untuk membantu mengatur arus lalu lintas saat hujan. Langkah ini diambil untuk mencegah kecelakaan beruntun akibat permukaan jalan licin.
Kampanye keselamatan lalu lintas juga mulai digencarkan di media sosial. Polresta Pontianak mengingatkan pentingnya mengenakan helm berstandar SNI, menjaga jarak aman, dan selalu memeriksa kondisi ban motor agar tidak mudah tergelincir.
Pontianak Menuju Jalan Aman dan Nyaman
Persoalan marka merah di Taman Digulis menjadi refleksi penting bagi pemerintah daerah. Infrastruktur jalan bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal keselamatan pengguna.
Warga berharap evaluasi tidak berhenti di satu titik saja. Banyak ruas jalan lain di kota ini yang juga memiliki marka berwarna serupa. Jika bahan yang digunakan tidak diperbaiki, potensi kecelakaan dapat terjadi di tempat lain.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan Kota Pontianak mampu menciptakan sistem jalan yang aman di segala cuaca. Langkah kecil seperti mengganti material cat bisa menyelamatkan banyak nyawa di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform koronovirus.site
